Google

MENGAPA PERLU PUANMUR?

Sebagian besar insektisida memerlukan kondisi asam sampai netral agar tetap stabil. Jika kondisi basa maka insektisida dapat terurai. Sedangkan kondisi air yang digunakan petani untuk campuran menyemprot kondisinya berubah ubah. Pengujian kualitas air dari beberapa lokasi di brebes menunjukkan bahwa pH berkisar antara 7,2 - 8 (kondisi basa). Hal ini mungkin disebabkan limbah berbagai jenis deterjen yang masuk ke perairan. oleh karena itu diperlukan suatu bahan untuk memperbaiki kualitas air sebelum dicampur dengan insektisida. puanmur merupakan salah satu asam kuat yang dapat memperbaiki kualitas air sehingga insektisida dapat bekerja optimal.

PERSIAPAN DEMO PUANMUR


SIAPKAN DUA GELAS DIISI LARUTAN INSEKTISIDA, SALAH SATU DITAMBAH PUANMUR, LALU CELUPKAN KERTAS LAKMUS BIRU DALAM LARUTAN. JIKA TIDAK ADA PERUBAHAN BERARTI LARUTAN BASA ATAU NETRAL. JIKA ADA PERUBAHAN BERARTI LARUTAN ASAM.

HASIL DEMO PUANMUR


DARI FOTO DI ATAS TAMPAK BAHWA KERTAS LAKMUS YANG TELAH DICELUP DENGAN LARUTAN INSEKTISIDA DAN PUANMUR BERUBAH WARNA SEDANGKAN YANG HANYA LARUTAN INSEKTISIDA TETAP BIRU. JADI PUANMUR DAPAT MEMPERBAIKI KUALITAS AIR SEHINGGA INSEKTISIDA YANG DISEMPROTKAN DAPAT BEKERJA MAKSIMAL

Penggerek Batang Padi




Terdapat empat spesies penggerek batang padi, yaitu penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas (Wkl.)), penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata (Wlk.)), penggerek batang padi bergaris (Chilo supressalis inferens (Wlk.)), dan penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens(Wlk.)). Tiga jenis yang disebut pertama masuk golongan ke dalam famili Pyralidae dan yang terakhir tergolong famili Noctuidae yang semuanya termasuk ordo Lepidotera.

Keempat jenis penggerek batang padi ini mempunyai cara hidup yang hampir sama dan gejala kerusakan yang ditimbulkan juga persis sama. Oleh karena itu, kedua hal ini akan diterangkan secara bersama-sama. Sedangkan hal-hal yang bersifat khusus akan dijelaskan dalam masing-masing spesies.


Status Hama

Penggerek batang padi merupakan hama penting karena secara nyata merusak malai sehingga mengurangi jumlah malai yang dapat dipanen atau dalam fase vegetatif mereka mematikan titik tumbuh sehingga mengurangi jumlah anakan. Penggerek batang padi biasanya meningkat menjelang berakhirnya musim hujan.


Biologi

Imago. Imago aktif pada malam hari dan terbang ke sawah untuk meletakkan telur. Pada siang hari mereka hanya berdiam diri dan bersembunyi di balik daun padi atau gulma-gulma di sekitarnya. Penggerek batang padi adalah penerbang yang kuat, mereka mampu terbang sampai 2 km dalam usahanya untuk memencar. Imago sangat tertarik cahaya dan banyak tertangkap oleh lampu perangkap pada malam hari yang gelap. Imago betina mampu meletakkan telur sebanyak 200-300 butir dalam hidupnya selama 4 hari.


Telur. Telur diletakkan berkelompok, terdiri dari 5-200 butir per kelompok pada daun atau seludang daun. Bentuk telur, kelompok telur, dan tempat diletakkannya telur bervariasi menurut spesiesnya.


Larva. Larva yang baru ditetaskan sering menggantungkan tubuhnya pada daun padi dengan benang sutera dan bila tertiup angin akan pindah ke tanaman lainnya. Mereka kadang-kadang membuat tabung dari potongan daun, lalu menjatuhkan diri ke air dan berenang ke tanaman lain. Hal ini merupakan usaha mereka untuk memencar ke tanaman lain. Larva muda memakan daun atau seludang daun. Larva-larva instar selanjutnya masuk ke seludang daun dan makan diantara seludang daun dan tangkai malai beberapa hari sebelum masuk ke dalam batang. Larva yang lebih tua masuk ke dalam batang dan makan pada bagian dalam batang di dekat pangkalnya. Larva instar terakhir di dalam batang dapat bergerak turun ke bawah permukaan tanah untuk berdiapose kalau keadaan tidak menguntungkan.


Pupa. Pupa terbentuk didalam batang beberapa sentimeter di bawah permukaan tanah. Imago keluar dari pupa dan merangkak ke luar dari lubang keluar yang telah dibuat sebelumnya oleh larva sebelum menjadi pupa.


Penggerek Batang Padi Kuning

Scirpophaga incertulas (Wlk.) (Lepidoptera : Pyralideae)

Bentuk imago jantan dan betina berbeda. Sayap depan imago jantan berwarna coklat terang atau kuning jerami dengan bintik-bintik hitam yang samar-samar. Sayap depan imago betina berwarna kuning jerami dengan bercak hitam yang jelas pada bagian tengahnya. Sayap belakang berwarna pucat atau kuning jerami. Lama hidup imago 5-7 hari. Selama hidupnya imago betina mampu meletakkan telur sebanyak 200-300 butir.

Telur berbentuk seperti cakram, diletakkan dalam kelompok berjumlah 50-150 butir per kelompok dan ditutupi oleh rambut-rambut berwarna coklat. Rambur-rambut ini berasal dari imago betinanya. Kelompok telur diletakkan di dekat ujung daun. Lama stadium telur 4-9 hari.

Larva yang berwarna kekuningan dengan kepala berwarna jingga. Panjang tubuh larva instar ke-5 dan ke-6 kira-kira 25 mm. Di dalam tiap batang hanya terdapat satu larva. Larva menutup lubang gerek dengan benang sutera sehingga tidak dapat dimasuki air. Penggerek ini dinamakan penggerek batang padi kuning karena warna tubuh larvanya yang kekuningan. Lama stadium larva kira-kira 40 hari.

Pupa berbentuk memanjang dengan warna kuning putih. Pupa selalu ditemukan pada bagian batang yang terbawah dan sering dibawah permukaan tanah. Lama stadium pupa 7-11 hari.

Penggerek batang padi kuning terdapat di negara-negara Pakistan, India, Srilangka, Asia Tenggara, Cina, dan Jepang.

Selain pada tanaman padi, penggerek batang padi kuning juga terdapat pada padi liar dan rumput-rumputan lainnya.


Penggerek Batang Padi Putih

Scirpophaga innotata (Wlk.) (Lepidoptera : Pyralideae)


Bentuk imagonya hampir sama dengan penggerek batang padi kuning, hanya seluruh tubuhnya berwarna putih. Bentuk kelompok telur, larva, dan pupa juga hampir sama dengan penggerek batang padi kuning. Kedua penggerek ini dapat dibedakan secara jelas hanya pada imagonya. Penggerek batang padi putih lebih menyukai tempat-tempat yang mengalami satu musim tanam padi setahun yaitu pada musim hujan dan di daerah tersebut perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau sangat jelas. Selain itu juga menyukai tunggul-tunggut jerami yang tidak dibongkar selama tidak ada pertanaman. Hal ini berhubungan dengan perilaku hidupnya yang akan mengalami diapose selama musim kemarau di dalam tunggul-tunggul jerami. Mereka akan berdiapose sampai musim hujan datang.


Penggerek Batang Padi Bergaris

Chilo supressalis (Wlk.) (Lepidoptera : Pyralideae)


Ngengat berwarna kuning jerami sampai coklat terang dengan sisik-sisik keperakan dan sebaris titik hitam pada bagian ujung sayap depannya. Sedang sayap belakang berwarna kuning putih. Panjang tubuh imago 13 mm dan rentang sayapnya 23-30 mm. Lama hidup imago 3-5 hari.

Telur berbentuk seperti cakram,berwarna kuning pucat dan diletakkan secara tuimpang tindih di dalam kelompok telur. Kelompok telur ini tidak ditutup rambut-rambut, dan diletakkan di pangkal daun atau seludang daun. Lama stadium telur 5-6 hari.

Larrva berwarna putih abu-abu dengan lima garis memanjang pada bagian punggung. Panjang larva instar terakhir kira-kira 30 mm. Di dalam satu batang padi dapat dijumpai banyak larva. Larva tidak menggerek sampai ke pangkal batang. Mereka hanya menggerek satu atau dua ruas. Kalau makanan pada ruas tersebut habis mereka akan pindah ke tanaman lain. Lama stadium larva kira-kira 6 hari.

Pupa berwarna coklat kemerahan, panjang 15mm. Letak pupa kira-kira setengah jengkal di atas permukaan tanah. Lama stadium pupa kira-kira 6 hari.

Penggerek batang padi bergaris tersebar di negara-negara Spanyol, India, Pakistan, Bangladesh, Asia Tanggara, Cina, Korea, Jepang, Papua New Guinea, dan Australia Utara.


Penggerek Batang Padi Merah Jambu

Sesamia inferens (wlk..) (Lepidoptera : Noctuidae)


Imago mempunyai tubuh yang relatif lebih gemuk dibandingkan dengan ketiga penggerek batang padi yang lain. Tubuh berwarna coklat dengan bintik-bintik warna coklat gelap. Sayap belakang berwarna putih. Rentang sayap depan 16-33 mm, dan panjang tubuh 14-17 mm. Lama hidup imago 4-6 hari dengan kemampuan meletakkan telur sekitar 700 butir.

Telur berbentuk manik-manik, diletakkan dalam barisan-barisan di dalam seludang daun (tidak terlihat dari luar) dan ditututpi oleh rambut-rambut. Telur mula-mula berwarna putih kuning. Kemudian menjadi merah muda. Telur menetas 7-8 hari setelah diletakkan.

Larva mempunyai kepala yang berwarna merah jingga, tubuh bagian atas berwarna putih. Panjang tubuh larva instar ke-5 dan ke-6 sekitar 25-35 mm. Lama stadium larva kira-kira 36 hari. Di dalam satu batang padi dapat ditemukan beberapa larva, kalau sudah kehabisan makanan mereka akan pindah ke tanaman lain.

Pupa berwarna merah coklat dengan ukuran panjang 18mm, terletak kira-kira setengah jengkal di atas permukaan tanah di dalam batang. Stadium pupa kira-kira 10 hari. Pupa juga sering terdapat di antara seludang daun dan batang.

Hama Putih



Hama putih (Nymphula depunctalis) larvanya bersifat aquatik dan hidup dalam tabung yang terbuat dari potongan daun berisi air.

Morfologi dan Biologi

Imago. Berbentuk ngengat yang berwarna putih terang dengan dua bintik hitam dan bercak-bercak kecoklatan pada sayap depannya. Panjang tubuh 6mm danrentang sayap 15mm. Pada siang hari imago bersembunyi di balik daun dan pada malam hari meletakkan telur. Jumlah telur yang dapat diletakkan kira-kira 50 butir dalam hidupnya selama seminggu. Imago umumnya tidak melkukan migrasi lebih dari satu kilometer dan tertarik cahaya pada malam hari.

Telur. Berbentuk seperti cakram berukuran 0,5mm dengan warna kuning pucat. Telur diletakkan dalam barisan-barisan yang terdiri kira-kira 20 butir di permukaan bawah daun yang mengambang di air. Telur akan berubah menjadi kuning gelap dan menetas setelah 2-6 hari.

Larva. Yang baru menetas panjang 1,2mm dan memakan permukaan bawah daun. Kemudian larva akan memotong daun dan menggulungnya serta mengisinya dengan air. Larva mempunyai sepasang insang yang berbentuk semacam benang bercabang disisi kanan dan kiri tubuhnya.pada siang hari mereka tetap tinggal di tabung dan mengambang di atas air. Sedangkan pada waktu malam mereka akan naik ke rumpun padi dan memakan mesofil daun. Tabung akan diganti setiap kali mereka ganti kulit. Larva instar pertama berwarna kuning muda keputihan dan menjadi kehijauan pada instar 2-5. Periode larva 15-30 hari dengan larva instar terakhir panjangnya 15-20 mm.

Pupa. Pupa terbentuk dalam tabung larva. Jika akan berpupa, mereka akan naik ke salah satu anakan dan melekatkan tabungnya di sana. Lalu membuat kokon dari benang sutra di dalam tabung tersebut, kemudian berubah menjadi pupa. Pupa berwarna kuning muda dengan panjang 5-7mm. Lama stadium pupa 4-7 hari.

Gejala serangan.

Menyerang sejak di persemaian sampai terbentuknya anakan maksimum. Setelah periode tersebut tidak terdapat serangan hama putih. Larva memakan jaringan mesofil daun dari permukaan bawah daun dan meninggalkan epidermis permukaan atas sehingga tampak garis-garis memanjang yang berwarna keputih-putihan. Terlihat juga daun-daun yang tidak berujung karena ujung daun dipotong untuk dijadikan tabung tempat mereka hidup.

Pola serangan tidak seragam karena larva dalam tabung dapat terbawa aliran air ke daerah yang lebih rendah sehingga kerusakan terkonsentrasi sawah yang terletak di bawah. Kerusakan dapat sembuh jika tidak terdapat serangan hama daun lagi tapi waktu yang dibutuhkan tanaman padi untuk dewasa tertunda 7-10 hari.

Wereng




Pada tanaman padi terdapat 4 jenis wereng yaitu wereng coklat (Nilapavarta lugens Stal.), wereng punggung putih (Sogatella furcifera Horvath), wereng hijau (Nephotettix spp) dan wereng loreng (Recilia dorsalis). Dua jenis yang disebut awal disebut wereng batang (plant hopper) sedangkan 2 jenis yang terakhir disebut wereng daun (leaf hopper). Yang paling sering menimbulkan masalah pada tanaman padi adalah wereng hijau dan wereng coklat.

Wereng Coklat

Morfologi dan Biologi

Imago. Pada imago wereng coklat terjadi dimorfisme yaitu terdapatnya dua bentuk imago; makroptera (bentuk yang bersayap panjang) dan brakhiptera (bentuk yang bersayap pendek). Makroptera berfungsi untuk melakukan pemencaran kalau populasi sudah padat atau kalau tanaman tua sehingga sumber makanan tidak tersedia lagi. Panjang tubuh imago jantan 2-3 mm sedangkan yang betina 3-4 mm. Imago betina mempunyai abdomen yang lebih gemuk daripada imago jantan. Warna tubuh seluruhnya coklat kekuningan sampai coklat tua. Seekor imago betina dalam masa hidupnya selama 10-24 hari mampu meletakkan telur sebanyak 300-350 butir.

Telur. Bentuknya lonjong dan diletakkan berkelompok seperti sisiran pisang di dalam jaringan pelepah daun yang menempel pada batang. Warna telur transparan keputihan dengan panjang 1,3mm. Telur akan menetas 7-10 hari setelah diletakkan.

Nimfa. Terdiri dari 5 fase perkembangan (instar) yang berlangsung selama 12-15 hari. Setiap instar dapat dibedakan dari ukuran tubuh dan bakal sayap yang semakin membesar. Nimfa instar pertama panjangnya 0,6mm dan berwarna putih keabu-abuan sedangkan instar 5 berukuran panjang 2,0mm dan berwarna coklat.

Gejala serangan

Serangan mulai dari persemaian sampai waktu panen. Nimfa dan imago mengisap cairan tanaman pada bagian pangkal batang padi. Gejala kerusakan yang terlihat pada tanaman berupa kelayuan dan mengeringnya daun mulai dari daun tua kemudian meluas dengan cepat ke seluruh bagian tanaman sehingga tanaman mati. Kalau populasi wereng tinggi dapat menyebabkan matinya tanaman dalam satu hamparan (hopper burn).

Selain kerusakan langsung, wereng coklat dapat menularkan penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa.

Wereng hijau

Yang penting sebagai hama padi di Indonesia adalah N. nigropectus dan N. virescens

Morfologi dan Biologi

N. Nigropectus

Imago. Berwarna hijau daun, panjang 4-6mm. Pada sayap depan terdapat bercak hitam di bagian tengah dan bagian ujungnya. Abdomennya berwarna coklat. Kepala berwarna lebih gelap dibandingkan N. virescens. Seekor imago betina mampu bertelur 100-200 butir dalam hidupnya selama 4 minggu.

Telur. Telur diletakkan di dalam jaringan daun yang lunak dalam barisan-barisan sejumlah 25 butir. Telur akan menetas seminggu setelah diletakkan

Nimfa. Mula-mula berwarna putih kemudian berangsur-angsur berubah menjadi hijau sesuai dengan perkembangannya. Kehadiran nimfa wereng hijau ditandai dengan banyaknya eksuvia (bekas ganti kulit) pada daun. Fase nimfa berlangsung selama 3 minggu.

N. virescens

Imago. Berwarna hijau dengan bercak hitam pada ujung sayapnya dan kadang-kadang terdapat bercak hitam pada bagian tengah sayap. Panjang tubuh 4-6mm. Imago dapat meletakkan telur sebanyak 200-300 dalam hidupnya selama 10-20 hari.

Telur. Telur berbentuk bulat panjang, diletakkan berderet seperti sisiran pisang dalam jaringan daun. Warna telur transparan sampai kuning pucat. Telur akan menetas 4-8 hari setelah diletakkan.

Nimfa. Sama dengan nimfa N. nigropectus mula-mula berwarna putih, lalu menjdai hijau. Stadium nimfa 16-18 hari dan terdiri dari 5 instar.

Tanaman inang. Selain pada tanaman padi, wereng hijau juga dapat hidup pada rumput-rumputan seperti Panicun spp., Cyperus spp., Poa spp., Leerasia hexandra dan lain-lain.

Gejala serangan. Kedua spesies ini dapat menyebabkan matinya bagian tanaman yang terserang namun jarang sekali menyebabkan puso. Wereng hijau berperan penting dalam menularkan penyakit virus tungro. N. virescens lebih efektif menularkan penyakit virus daripada N. nigropectus


Tungro

Virus tungro padi

Gejala

Tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil, jumlah anakan tidak atau sedikit berkurang. Warna daun biasanya berubah menjadi kuning kemerah-merahan atau orange mulai dari ujung daun. Daun muda mungkin menjadi belang atau bergaris-garis hijau pucat. Malai tanaman yang terinfeksi biasanya kecil dan keluar tidak sempurna. Bulir-bulirnya tertutup bercak coklat dan beratnya kurang dibanding bulir normal.

Penyebab

Virus tungro padi. Virus ini ditularkan oleh wereng daun, terutama Nephotettix virescens.

Pengendalian

Tanam varietas yang tahan terhadap virus tungro atau penularannya. Cabut dan musnahkan tanaman yang terinfeksi. Tanam palawija di antara musim tanam padi dapat mengurangi terjadinya penyakit ini.

Kerdil Rumput

Virus kerdil rumput

Gejala

Tanaman yang terinfeksi sangat kerdil dengan banyak anakan sehingga menyerupai rumput. Daunnya sempit, pendek, kaku, hijau pucat dan kadang-kadang terdapat percabangan anakan dari buku batang tanaman yang terinfeksikan biasanya bertahan sampai dewasa, tetapi hanya menghasilkan sedikit malai yang kecil, coklat dan bulirnya hampa. Bila infeksi terjadi pada tanaman dewasa, mungkin gejalanya tidak berkembang sebelum panen, tetapi muncul pada singgangnya setelah panen.

Penyebab

Virus kerdil rumput merupakan penyebab penyakit ini. Virus ini ditularkan oleh wereng coklat (N. lugens).

Pengendalian

Tanam varietas yang tahan. Gunakan insektisida untuk memberantas penularannya. Cabut dan musnahkan tanaman yang terinfeksi supaya tidak menjadi sumber penularan bagi tanaman yang masih sehat.

Kerdil Hampa

Virus kerdil hampa

Gejala

Tanaman kerdil. Gejala utama pada awal pertumbuhan ialah daun padi menjadi kasar biasanya menguning, rusak, atau terpilin. Gejala pada tanaman dewasa adalah daun benderanya pendek, terpilin, salah bentuk, atau kasar tak beraturan. Bulir padi dari tanaman yang terserang sedikit yang berisi.

Penyebab

Virus kerdil hampa adalah penyebab penyakit ini. Virus ini dapat ditularkan oleh wereng coklat (Nilaparvata lugens)

Pengendalian

Dianjurkan untuk menanam varietas yang tahan. Berantas serangga penularannya dengan insektisida. Cabut dan musnahkan tanaman yang terinfeksi.

Kresek

Xanthomonas campestris pv. Oryzae (X. oryzae)

Gejala

Tepi daun tanaman yang terinfeksi mula-mula bernoda seperti garis-garis basah yang kemudian meluas dan kemudian berwarna putih kekuning-kuningan. Kematian jaringan daun ini mulai terjadi pada setiap titik permukaan daun yang luka, dan selanjutnya meluas ke seluruh permukaan daun. Pada varietas yang rentan, kematian jaringan dapat terjadi sampai pelepah daun. Apalagi bila tanamannya dipupuk N dengan dosis tinggi. Infeksi sistemik pada bibit dapat mengakibatkan seluruh daun atau tanaman menjadi layu mongering.

Penyebab

Bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae (X. oryzae).Bakteri ini dapat masuk ke jaringan tanaman melalui hidatoda pada tepi daun, luka pada daun, atau akar yang putus. Sumber penularan bakteri ini adalah benih, jerami, tunggul, atau anakan yang terinfeksi, dan gulma yang menjadi inang. Penyebarannya dilakukan oleh angin yang kencang, embun, air hujan, dan air irigasi. Pada awal pagi hari terdapat lender yang kemudian mengeras menjadi butiran kecil pada permukaan daun yang terinfeksi. Permukaan daun yang lembab melarutkan buturan-butiran tersebut sehingga sel-sel bakteri dapat menyebar dengan bebas.

Pengendalian

Tanam varietas yang tahan.Gunakan benih dari tanaman yang sehat. Hindari penggunaan pupuk N secara berlebihan. Cegah kerusakan pada bibit waktu pemindahan. Bersihkan singgang dan gulma yang mungkin menjadi inang alternatif di antara musim tanam.

Bercak Pelepah Daun

Rhizoctonia solani; R. oryzae

Gejala

Bercak terutama terdapat pada seludang daun. Bila kondisi lembab, bercak dapat pula terjadi pada daun. Bercaknya berbentuk bulat lonjong, berwarna kelabu kehijau-hijauan yang kemudian menjadi putih kelabu dengan pinggiran coklat. Ukuran bercak dapat mencapai panjang 2-3 cm. Jika kondisinya lembab sekali, pelepahnya dapat busuk sehingga penyakit disebut juga busuk upih. Biasanya gumpalan benang cendawan dapat dijumpai pada pelepah yang terinfeksi.

Penyebab

Sebagai penyebab penyakit ini ialah Cendawan Rhizoctonia solani dan R. oryzae. Cendawan ini dapat bertahan dalam tanah atau sisa tanaman dalam bentuk benang-benang atau gumpalan yang keras (sklerotia). Cendawan ini berkembang pesat pada kondisi yang lembab, misalnya di bawah rumpun padi yang rapat. Pada tanaman yang dipupuk berat dengan pupuk N, cendawan juga berkembang pesat. Sinar matahari yang intensif dapat menekan pertumbuhan cendawan.

Pengendalian

Jarak tanam jangan terlalu rapat. Hindari pemupukan N secara berlebihan. Semprotkan fungisida pada masa pembentukan anakan maksimum.

Hangus Palsu

Ustilaginoidea virens

Gejala

Bulir-bulir padi berubah menjadi gumpalan spora yang berukuran sampai 1 cm. Gumpalan spora tersebut mula-mula berwarna kuning sampai sampai orange, kemudian menjadi hijau gelap.

Penyebab

Sebagai penyebab penyakit ini ialah cendawan Ustilaginoidea virens. Cendawan ini terutama merusak pada kondisi yang lembab, banyak hujan, mendung pada masa pembungaan, dan tanaman yang dipupuk N dengan dosis tinggi. Infeksi terjadi persis sebelum pengisisan bulir. Penularan terjadi lewat udara.

Pengendalian

Pengendalian penyakit ini biasanya tidak diperlukan karena luas dan intensitas serangannya umumnya rendah. Cara yang masih bisa dianjurkan adalah penggunaan varietas yang tahan.

Bercak Garis

Xanthomonas campestris pv. Oryzicola (X. oryzicola)

Gejala

Garis-garis yang kebasah-basahan muncul di antara urat-urat daun setelah pemindahan bibit. Garis-garis tersebut tampak tembus cahaya bila dilihat dengan menantang sumber cahaya. Garis-garis itu kemudian memanjang dan berubah menjadi coklat dengan lingkaran kuning di sekelilingnya. Dalam kondisi lembab banyak lendir bakteri terdapat pada garis-garis tersebut. Lendir itu kemudian mengering membentuk butiran-butiran kecil pada garis-garis luka.

Penyebab

Bakteri (Xanthomonas campestris pv oryzicola (x. oryzicola) merupakan penyebab penyakit ini. Bakteri ini ditularkan lewat benih, percikan air, dan masuk lewat luka dan stomata. Banyak jenis padi-padian yang bisa menjadi inang bakteri ini.

Pengendalian

Tanam varietas yang tahan misalnya Mahakam, Sentani, Atomita 2, dan Singkarak. Musnahkan sisa tanaman padi dan gulma inang di antara musim pertanaman. Gunakan benih dari tanaman yang sehat.

Bercak Coklat Sempit

Cercospora oryzae

Gejala

Pada daun dan pelepah daun terdapat bercak coklat yang sempit seperti garis-garis pendek. Pada varietas yang tahan bercak berukuran 0,2-1 cm x 0,1 cm, berwarna coklat gelap. Pada varietas yang rentan bercaknya lebih besar dan berwarna coklat terang.

Penyebabnya

Cendawan Cercospra oryzae merupakan penyebab penyakit ini. Konidianya bersekat 3-10, tangkainya coklat. Penularan terjadi melalui udara dan inang alternative, misalnya Panium repens.

Pengendalian

Tanam varietas yang tahan. Bila diperlukan semprotkan fungisida pada daun.

Bercak Coklat Helminthosporium oryzae

Gejala

Bercak terutama pada daun, tetapi dapat pula terjadi pada tangkai malai, bulir, dan batang. Bercak muda berbentuk bulat kecil, berwarna coklat gelap. Bercak yang sudah tua berukuran lebih besar (0,4-1 cm x 0,1-0,2 cm), berwarna coklat dengan pusat kelabu. Kebanyakan bercak mempunyai warna kuning di sekelilingnya.

Penyebab

Cendawan Helminthosporium oryzae atau Drechslera oryzae (Cochliobolus miyabeanus). Konidia H. oryzae berwarna coklat, bersekat 6-17, berbentuk silindris, agak melengkung, dan bagian tengahnya agak melebar. Konidia ini dibentuk pada tangkai sederhana yang tumbuh pada bercak. Konidia ini dapat disebarkan oleh angin dan dapat terbawa benih. Sisa tanaman di lapang dan beberapa jenis gulma seperti Lersia sp., Cynodon sp., dan Digitaria sp. Yang terinfeksi dapat menjadi sumber penularan.

Pengendalian

Tanam varietas yang tahan. Gunakan benih yang sehat atau beri perlakuan fungisida atau air panas pada benih. Pupuk yang seimbang terutama K yang cukup. Sanitasi lapang. Pengolahan tanah yang cukup, pengairan dan drainase yang baik sehingga akar tumbuh dengan baik. Penyemprotan fungisida dilakukan pada masa anakan maksimum.

Bercak Belah Ketupat (Busuk Leher)



Gejala

Pada daun dan pelepah daun terdapat bercak-bercak belah ketupat. Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dengan pinggiran berwarna coklat. Ukuran dan warna bercak ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan, umur bercak, kerentanan tanaman. Bila penyakit terjadi pada tanaman yang rentan dan kondisi lingkungannya lembab, maka bercak-bercak dapat meluas dan bersatu sehingga dapat mengakibatkan rusaknya sebagian besar daun.

Tangkai malai dapat membusuk dan patah, sehingga penyakit ini disebut pula busuk leher. Bila infeksi ini terjadi sebelum masa pengisisan bulir, maka dapat terjadi kehampaan pada bulir. Batang pun dapat terinfeksi akibat penularan dari pelepah daun, sehingga batang membusuk dan mudah rebah.

Penyebab

Cendawan Pyricularia oryzae. Konidianya berbentuk seperti buah alpokat dan bersel tiga, konidia ini dibentuk pada ujung suatu tangkai dan umumnya dilepas pada malam hari saat ada embun atau angin. Cendawan ini berkembang biak bila jarak tanam rapat sehingga kelembaban tinggi dan tanaman dipupuk nitrogen secara berlebihan. Penyebaran konidia cendawan ini dapat terjadi melalui benih dan angin. Sisa tanaman di lapang dan inang lain terutama jenis padi-padian (Famili Graminae) yang terinfeksi dapat menjadi sumber penularan bagi pertanaman padi berikutnya.

Pengendalian

Tanam varietas yang tahan, pupuk yang seimbang, dan menghindari pemupukan Nitrogen yang berlebihan. Jarak tanam jangan terlalu rapat sehingga kelembaban dalam pertanaman tidak terlalu tinggi. Sanitasi lapangan, dengan cara memusnahkan sisa tanaman dan inang lain yang berpenyakit. Gunakan benih yang bebas penyakit. Jika perlu semprot denga fungisida. Cara-cara tersebut akan lebih berhasil bila diterapkan secara terpadu.